Cimahi, 15 June 2013
Kang Andre rekan di Komunitas
Go-West’er Bandung (KGB) menerima undangan dari salah satu Televisi Swasta yang
rencananya akan meliput kegiatan bersepeda dengan syarat bahwa trek yang
dilalui masih jarang dilalui dan dekat dengan Kota Bandung.
Disepakati untuk melakukan survey
terlebih dahulu apakah trek yang dipilih gowesable dan memiliki pemandangan
yang indah. Rute yang dipilih adalah Citatah Padalarang.
Tikum (titik kumpul) pada hari
sabtu ini adalah di Alun-alun kota Cimahi, mendekati pukul 07.00 beberapa rekan
mulai berdatangan. Rekan-rekan dari Jakarta juga sudah terlihat sedang
menikmati sarapan bubur di dekat alun-alun.
Tepat pukul 07.00 kami berangkat
dari kota Cimahi menuju kota Padalarang yang relatif menurun dan pada pagi itu
terlihat ramai sekali sehingga perlu kewaspadaan akan angkot–angkot yang
terlihat beberapa kali berhenti mendadak yang cukup membahayakan bagi
pengendara di belakangnya.
Tak lama berselang kami tiba di
Kota Baru Parahyangan di mana beberapa rekan dari Aquilla MTB Cianjur sudah
menunggu dan siap menemani survey ke Citatah. Total pesepeda pada hari ini
berjumlah 10 pesepeda.
Lalu lintas kota Padalarang pada
saat kami melintasinya terlihat lengang di kedua arahnya hingga ke Situ Ciburuy
juga saat memasuki turunan Tagog Apu yang berliku-liku dan pada akhirnya kami
berbelok ke arah kiri ke jalan yang cukup menanjak memasuki kawasan
pertambangan batu kapur.
Di bawah naungan kabut tipis pagi
itu kami perlahan-lahan mengayuh sepeda yang mulai menanjak dan dengan lintasan
yang cukup becek karena malam sebelumnya turun hujan. Beberapa kali pada jalan
yang sempit dan menanjak tersebut kami harus sabar bergantian berbagi jalan
pada saat berpapasan dengan truk-truk pembawa batu kapur yang turun hendak
mengantar muatannya menuju pabrik pengolahannya.
Jalan masih tetap berliku, mendaki
hingga menemukan turunan pertama sebelum mendaki lagi dan mendaki lagi juga
masih berpapasan dengan truk-truk pengangkut hingga memasuki salah satu desa
yang berbatasan dengan kawasan ini, di sini kami melalui single trek yang
menurun dan cukup licin sehingga diperlukan ekstra hati-hati dalam melaluinya.
Di desa ini ada pertigaan jalan
tanah dan harus berbelok ke kanan, bila lurus akan menuju Purabaya. Di jalur
kanan ini lintasan masih mendaki dan menurun sebelum akhirnya kami menemui
warung nasi tepat pukul 12.00 dan ditutup dengan minuman pop ice yang segar.
Selepas makan siang kami masih
harus berhadapan dengan jalan yang mendaki lagi hingga puncak di mana pada puncak
tersebut terlihat waduk Saguling di kejauhan. Belum puas menikmati turunan kami
tiba di salah satu sisi waduk Saguling untuk kemudian menggunakan perahu kami
menyebrang menuju Kota Baru Parahyangan.
Tepat pukul 14.30 kami tiba di
Mesjid Ar Irsyad Kota Baru Parahyangan dan mengakhiri trip hari ini karena
hujan turun dengan lebatnya saat kami baru saja selesai melaksankan Ibadah
Sholat Dzuhur.
File GPS (*.gpx) dan beberapa
foto perjalanan ini bisa di lihat pada: