Ketika terdapat ketidak sesuaian antara jadwal pribadi dengan jadwal rekan-rekan sejawat maka terciptalah kondisi bersepeda seorang diri.
Ketika hanya bertemankan kamera dan bayangan diri sendiri perjalanan mendaki 2 jam ditempuh menuju Palintang untuk selanjutnya sebelum SD Palintang Jaya mengambil arah kiri melalui makadam.
Ketika kali ini hutan pinus di skip karena lintasan yang tidak memungkinkan untuk dilalui selain licin juga di beberapa tempat terdapat medan lumpur.
Sebenarnya hutan pinus gunung Palasari 2 ini cukup rimbun dan tertata indah saat kita melalui single trek di lereng gunung ini. Semoga kelestarian alam di sini dapat terjaga terus.
4 jam waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan ini pulang pergi untuk rute ini, bila anda yakin dengan diri anda dan hafal dengan trek yang akan dilalui tidak ada salahnya untuk bersepeda seorang diri. :D
(di muat pada Harian Pikiran Rakyat pada 14 April 2013, rubrik Bike to Boseh)
Bandung, 23 Maret 2013
Mendapat ajakan dari Kang
Dadan Difa rekan di Group "Nyapedah Ka Mana?" untuk bersepeda ke Curug
Mandala, tawaran tersebut langsung saya terima dengan senang hati karena
selain lokasi tersebut dekat dengan Bandung juga karena belum pernah
bersepeda ke sini.
Rencana perjalanan kali ini akan
dipandu oleh Dady Granady salah seorang punggawa dari RBS yang sudah
lama saya kenal dan sudah lama tidak bertemu, kami terakhir bertemu di
Curug Malela di mana kala itu Kang Dady sedang memandu rekan-rekannya
sedangkan saya dalam perjalanan pulang menuju Bandung setelah "Bike
Camping" di Curug Malela tepat satu tahun yang lalu.
Hasil
jejak pendapat dengan rekan-rekan disepakati untuk bertemu di titik
kumpul dibilangan McD Dago tepat pukul 06.00. Dari rumah menuju simpang
Dago saya sendiri sudah melakukan pemanasan dengan bersepeda sejauh
11Km.
Kala itu Kang Dady dengan mekanik andalannya Kang
Sony sudah hadir berikut dengan empat rekan saya lainnya dan ternyata
Pak Chandra Charmdevo dan Mike BAM turut serta dalam trip bersepeda kali
ini.
Tak lupa atas saran Kang Dady kami sepakat untuk
membawa makan siang karena di Curug Mandala tidak ada pedagang sama
sekali dan Kang Sony sudah siap dengan kompor portable-nya berikut
dengan kopi untuk menemani santap siang di curug nanti.
Setelah
10 sepeda tertata rapi di pick up langganan untuk loading, kami pun
berangkat menuju perbatasan Bandung dengan Subang melalui Dago Bengkok 1
untuk kemudian melalui jalan pintas yang sudah dekat dengan Cikole
Lembang hingga berhenti di dekat tugu perbatasan atau tepatnya tugu
tersebut pas ketika jalan mulai menurun di kebun teh.
Sebelum
perjalanan dimulai, tak lupa kami berdoa bersama agar kami mendapat
perlindungan dari Allah SWT agar selamat dan dijauhkan dari mara bahaya
selama dalam perjalanan. Sedangkan pengemudi pick up langganan sudah
terbiasa untuk trip ini dan nantinya akan menjemput kami di Cagak
Subang.
Perjalanan dibuka dengan rute pemanasan dengan
jalur aspal yang menurun sejauh 1Km untuk kemudian berbelok ke kiri
memasuki kebun teh dengan jalur makadam dan langsung menanjak tajam yang
membutuhkan keseimbangan yang sesuai dalam melaluinya.
Kami
disuguhi dengan pemadangan kebun teh yang sangat indah dan di kejauhan
terlihat Kawah Domas Gunung Tangkuban Perahu. Cuaca pagi ini cukup cerah
dan terlihat langit mengharu biru di atas sana. Perlu diwaspadai selain
jalur lintasan makadam juga banyaknya persimpangan di kebun teh yang
bila salah berbelok malah akan menjauh dari Curug Mandala.
Di
beberapa spot setelah melalui beberapa tanjakan, kami isi dengan
beristirahat yang diselingi dengan beberapa obrolan ringan juga diisi
dengan mengabadikan foto keluarga yang nantinya akan di "share" di
"Social Media".
Tepat pukul 11.00 kami tiba di Curug
Mandala, setelah menikmati sajian kopi hangat tiba saatnya untuk
berenang sebelum dilanjutkan dengan makan siang bersama dan menikmati
sajian kopi hangat lagi.
Setelah berkemas dan sebelum
meninggalkan Curug kami mengumpulkan sampah yang tersisa untuk menjaga
kebersihan dan keasriannya. Jalur berikutnya setelah curug ini adalah
single trek tetapi lintasan masih berbatu melalui perkebunan teh.
Cuaca
tiba-tiba berubah sangat cepat dari cerah menjadi hujan lebat dan kami
sudah siap mengantisipasinya dengan jas hujan yang selalu dibawa di tas
kami.
Perlu kewaspadaan dalam melalui lintasan ini
selain karena medan yang dilalui berbatu dan saat itu hujan lebat yang
mengganggu pandangan, juga lintasan yang tertutup dengan aliran air yang
terkadang adalah lubang atau tanah yang menjadi keramik sehingga sangat
licin sekali saat dilalui.
Dibutuhkan ekstra ban dalam
cadangan bila akan melalui lintasan ini di mana saat itu terjadi empat
kali ban bocor termasuk sepeda saya, dan beberapa kali terlihat pesepeda
berjatuhan saat melintasi lintasan tanah yang menjadi keramik.
Dikarenakan
hujan cukup lebat yang membuat batalnya pesta nanas di kebun milik Pak
RT dekat dengan Finish Point, tak lama berselang tampak pick up
langganan sudah menanti kami dan dalam kondisi masih hujan kami
diloading ke tempat start semula di mana selama perjalanan pulang terasa
sangat dingin sekali.
Akhirnya kami berpisah dengan
rekan-rekan di simpang dago untuk kembali ke rumah masing-masing dan
saya masih kembali harus mengayuh sepeda sejauh 11Km seperti dalam
perjalanan pagi tadi menuju titik kumpul.