follow me #yogisunardi

Instagram

Twitter:

Pages

Wednesday, September 18, 2013

Touring Garut Cikajang - Pameungpek - Santolo

 
Garut, 14 September 2013

Trip ini bermula saat Kang Deny Suwarja dari KGC Garut melalui jalur pribadi (Japri) mengundang saya untuk turut serta bersepeda melalui lintasan aspal (on road). Kebetulan juga pada saat Kang Deny menghubungi saya, di group Kagok Gowes Edan (KGE) sedang merencanakan trip bersepeda dan saat undangan Kang Deny tersebut saya utararkan sebagai trending topic, gayung pun bersambut alias rekan-rekan KGE siap berangkat menuju kota Garut.

Prosedur di group KGE pada setiap akan melakukan perjalan bersepeda ke luar kota adalah dengan melakukan loading sepeda pada satu hari menjelang hari keberangkatan di mana untuk mempertimbangkan menghemat waktu dan bisa tepat waktu pada saat keberangkatan.

Pada saat hari loading tiba terlihat dari 15 peserta yang terdaftar separuh diantarnya batal berangkat dengan berbagai alasan dan yang paling mendasar adalah karena terbiasa dengan bersepeda di lintasan tunggal jadi agak kurang bersemangat bila melalui lintasan aspal. Padahal lintasan aspal yang akan dilalui merupakan lintasan menurun sejauh 50km dari Cikajang menuju Pameungpek.

Kami berangkat dari seputaran Buah Batu pada pukul 06.00 lalu lintas di Sabtu pagi itu cukup lengang yang  akhirnya membawa kami tiba di pertigaan ke kanan ke Bungbulang sedangkan Cikajang ke arah kiri. Rombongan KGC sudah tiba duluan yang bersepeda langsung dari Kota Garut.

Sedangkan kami baru mulai start dari Batu Tumpang sesuai patok yang berada di sisi jalan yang menunjukan Pameungpek tepat 49Km ke arah Selatan sana pukul 10.00. Doa bersama sebelum bersepeda sudah menjadi keharusan untuk memohon keselamatan dalam perjalanan hari ini.

Begitu start dimulai kami sudah disuguhi lintasan aspal yang mulus dan berkelak kelok tajam juga menurun hingga mendekati daerah Gunung Gelap, di sini jalan sedikit mendaki hingga keluar wilayah Gunung Gelap. Di kejauhan terlihat Curug Salawe yang agak sulit diabadikan karena posisinya memang jauh sekali.

Lintasan kemudian mulai menurun lagi hingga memasuki Cisompet. Cuaca cenderung mendung dari mulai kami start hingga kami istirahat makan siang dan Sholat Dzuhur.

Memasuki wilayah Pameungpek cuaca cenderung gerimis yang pada akhirnya Kang Deny membawa kami berbelok kiri memasuki daerah wisata Pantai Sayang Heulang. Cuaca berangsur membaik dan matahari sedikit kelihatan menyinari pantai dan di kejauhan terlihat pelangi kecil yang mempercantik suasana pantai Sayang Heulang di senja itu.

Puas mengabadikan keindahan pantai ini, perjalanan kami lanjutkan menyusuri pantai hingga kami harus menyebrang menggunakan rakit untuk tiba di pantai Santolo. Begitu kami tiba di pantai Santolo kami disambut hujan yang sangat lebat yang membatalkan rencana kami untuk mengabadikan Sunset di semenanjung pantai ini dengan pasirnya yang putih. 

Acara puncak pun tiba yaitu makan malam dengan Ikan bakar yang dari ukurannya terlihat sangat besar diselingi perbincangan dengan rekan-rekan KGC untuk trip berikutnya di seputaran wilayah Garut. 

Rekan-rekan KGC rencananya pada hari Minggu pagi akan kembali ke Kota Garut menempuh rute yang sama dengan yang kami lalui hari ini, sudah terbayang akan menanjak melalui Gunung Gelap dan sekitarnya. Sedangkan enam rekan saya keesokan harinya akan melanjutkan perjalanan dari Santolo menuju Ranca Buaya dan Cisewu Pangalengan.

Saya sendiri dan seorang rekan sesuai dengan ijin yang didapat tepat pukul 22.00 harus kembali ke kota Bandung malam ini juga dengan menggunakan kendaraan ditemani hujan yang sangat lebat dan gelapnya malam. Alhamdulillah pukul 02.00 Minggu dini hari kami tiba di kota Bandung kembali.


























































































































































 



 
Share On: