follow me #yogisunardi

Instagram

Twitter:

Pages

Thursday, July 4, 2013

Jalan-Jalan ke Ujung Genteng dan Curug Cikaso Sukabumi















Dimuat pada Majalah Asuransi Allianz Indonesia, Mobilitas Edisi 02 2014

Sukabumi, 29 June 2013

Sudah lama mendengar akan indahnya pemandangan di Pantai Ujung Genteng dan Curug Cikaso, sudah lama pula merencanakan perjalanan untuk mengunjunginya tetapi selalu ada kendala mulai kurang berminatnya rekan-rekan sejawat yang berdalih bahwa lokasinya sangat jauh yaitu 200 Km baik dari Kota Bandung maupun dari Ibu Kota Jakarta.

Saat bersepeda pada trip Patok Beusi ke Bagbagan Pelabuhan Ratu pada awal bulan Juni lalu, sempat terlihat penunjuk jalan yang menunjukan arah ke Surade dan Ujung Genteng yang terlihat tidak jauh lagi yang membuat rasa penasaran itu semakin menjadi. Sempat terucap juga dari rekan-rekan seperjalanan untuk mengunjungi Ujung Genteng pada akhir bulan Juni sebelum memasuki bulan Ramadahan.

Seperti yang sering terjadi sebelumnya beberapa rekan mengundurkan diri untuk turut serta dalam perjalanan kali ini dimana dari rencana awal 10 orang hingga akhirnya menyisakan 3 orang saja. Hal ini tak menyurutkan niat kami untuk tetap melanjutkan perjalanan ini. Kalau kata lagunya group band Queen - "The Show Must Go On"

Kami bertiga yaitu Kang Sosan dari Komunitas Gowest'er Bandung (KGB) dan juga anggota dari Volkswagen Club Bandung (VCB), Kang Doeddy dari Aquilla MTB Cianjur dan saya sendiri rencananya barangkat pukul 07.00 dari kota Bandung.
Pada saat sepeda saya hendak dimasukan ke dalam VW Combi saya meliat ada baut yang jatuh dan rupanya baut dari rear shock yang patah, hal tersebut membuat saya termenung sesaat karena hal tersebut pasti akan menghambat saya untuk menggunakan sepeda di sana nantinya.

Saat itu juga yang terlintas dalam benak saya adalah untuk menghubungi Kang Deddy Bike yang kebetulan bengkelnya dekat sekali dengan titik kumpul, karena masih pagi komunikasi dengan crew Deddy Bike tidak dapat tersambung baik melalui telpon maupun pesan singkat. Diputuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan harapan rekan dari Cianjur bisa mengatasi hal tersebut nantinya di bengkel sepeda miliknya.

Ketika melintasi jalan Pasupati hendak menuju tol Pasteur, crew Deddy Bike menjawab pesan singkat kami dan menyanggupi untuk mengatasi masalah pada sepeda saya. Akhirnya kami berputar balik dan bergegas menuju Jalan Veteran.

Tidak sampai 15 menit masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik oleh Kang Izal dan kami segera bergegas kembali menuju kota Cianjur menjemput seorang rekan di sana, tak lupa kami sarapan di Kupat Tahu Padalarang yang terkenal itu.

Perjalanan kami didominasi dengan berkendara menggunakan roda empat sedangkan bersepeda hanya sebagai pelengkap dalam perjalanan kami kali ini karena waktu yang kami miliki waktu 2 hari saja. 

Tepat pukul 12.00 kami tiba di kota Sukabumi untuk beristirahat dan melaksanakan ibadah Sholat Jum'at di dekat jalan menuju arah Selatan ke luar kota Sukabumi

Pantai Ujung Genteng dapat ditempuh dari kota Sukabumi melalui dua jalan yang berbeda:
  1. Sukabumi - Sagaranten - Tegal Buled -Surade - Ujung Genteng atau
  2. Sukabumi - Jampang Tengah - Kiara Dua - Surade - Ujung Genteng
Saat itu kami mengambil jalan alternatif 1 dan jalan yang dilalui sudah mulai berlika-liku khas jalan menuju pantai selatan Pulau Jawa, tetapi di tengah jalan dari penunjuk jalan yang terlihat kami sempat bingung dan bertanya pada penduduk setempat dan disarankan untuk berbelok ke kanan yang akhirnya tembus ke Jampang Tengah (alternatif 2).

Sebelum memasuki perkebunan teh Cimenteng kami teringat kembali pada titik start Desa Joglo pada perjalanan bersepeda kami ke Patok Beusi. Setelah perkebunan teh ini jalan masih berliku sebelum memasuki Kiara Dua dan Surade.

Melewati Surade nyiur melambai mulai terlihat di sebelah kiri jalan seakan menyambut kehadiran kami di pantai Ujung Genteng dan hamparan rumput hijau yang dipenuhi sapi-sapi milik warga setempat. Sudah menjadi niat pada esok pagi untuk bersepeda di ladang rumput dan jajaran nyiur melambai ini karena kami tiba di pantai Ujung Genteng menjelang adzan Maghrib berkumandang.

Di pantai Kelapa Condong kami sempat berfoto dekat dermaga peninggalan jaman Belanda yang sudah rusak tetapi meriamnya masih terlihat menyembul di perairan. Pantai ini dekat dengan Tempat Pelelangan Ikan dan sebagai tempat untuk melihat matahari terbit.

Dekat TPI ini kami memasuki Rumah Makan yang menerima jasa masak ikan yang kita beli dari tempat pelelangan ikan, di sini kami menikmati makan malam sebelum menuju penginapan di daerah Pangumbahan. Di daerah ini banyak sekali villa-villa yang disewakan dengan tarif yang beragam pula.

Tepat pukul 21.00 dengan menggunakan Sepeda kami ber "Night Ride" menuju daerah Cibuaya tempat penyu bertelur dan pelepasan tukik atau anak penyu ke laut. Ternyata pelepasan tukik sudah lewat waktunya yaitu pukul 17.30. Sedangkan waktu penyu bertelur biasanya mulai pukul 18.00 hingga pukul 04.00, penyu ukuran besar akan muncul dari laut menuju pasir putih pantai untuk bertelur dan kemudian kembali menuju Samudra kembali.

Setelah melihat dan mengabadikan matahari terbit di dekat TPI, kami sarapan pagi dan melanjutkan perjalanan bersepeda keliling pantai melalui padang rumput dan kebun kelapa yang kemarin terlihat melambai ke arah kami. Beberapa kali kami mencoba single trek yang menurun ke arah pantai hingga akhirnya kami menemukan jajaran karang dengan ombaknya yang sangat besar.

Di tempat ini perlu ekstra kehati-hatian bila akan melakukan foto dipinggiran karang karena sesekali terlihat ombak besar datang menghantam pinggiran karang ini. 

Perjalanan kami lanjutkan dengan menggunakan mobil menuju Curug Cikaso yang lumayan jauh dari Pantai Ujung Genteng ini, di mana dari Surade ada jalan berbelok ke kanan menuju Tegal Buled. Curug Cikaso memiliki 1 curug besar dan 1 curug yang kecil.

Kami menggunakan sepeda melalui single trek menuju Curug Cikaso, menumpang perahu atau berjalan kaki menyusuri pematang sawah bisa menjadi alternatif menuju curug ini. Perlu ekstra hati-hati saat melalui lintasan ini karena selain licin juga lintasannya cukup sempit.
Akhirnya tiba saat kami untuk kembali pulang menuju Bandung melalui jalan alternatif 2, jalan di sini lebih berliku dibandingkan alternatif 1. Setelah perkebunan karet kami dihadang kemacetan hampir 1 jam karena jalan dipenuhi dengan kendaraan dan para pedagang yang kala itu sedang dilangsungkan Pemilihan Kepala Desa.

Saat pukul 15.30 kami memasuki kota Tegal Buled kendaraan milik Kang Sosan bermasalah dengan mesinnya sehingga kami parkir di Mesjid At Taufiq di daerah Rancajawa. Kami mencoba membetulkannya tetapi nasib berkata lain kendaraannya tidak dapat hidup normal.

Pikiran kami berkecamuk campur aduk kala itu karena kami masih terhambat di 110 Km dari Sukabumi, kami mencoba mencari toko spare parts di seputaran Tegal Buled tetapi hasilnya nihil. Antara waktu Maghrib dan Isya, Bapak Haji Aceng mengajak berbincang dengan kami dan menanyakan ada masalah apa dengan mobil kami.

Kami bertanya apakah ada jasa derek untuk kembali ke Sukabumi? menurut Pak Haji ada dengan menggunakan truk tetapi baru bisa dilaksanakan esok harinya karena hari sudah beranjak malam dan terlihat sangat sepi. 

Mendengar hal tersebut rasa kecewa pada kami terlihat jelas dari raut wajah kami dan pada akhirnya Pak Haji Aceng yang baik hati bersedia meminjamkan kendaraan Pick Up-nya untuk kembali ke Sukabumi sedangkan kendaraan Kang Sosan ditinggal di rumah Pak Haji dan akan di evakuasi esok harinya oleh montir langganannya dengan berbekal spare parts tentunya.

Rute Tegal Buled menuju Sagaranten menyuguhkan tanjakan dan turunan yang sangat curam dan jalan yang sempit, sempat masuk dalam obrolan kami bahwa rute ini cocok untuk bersepeda endurance.

Kami tiba di Sagaranten dan baru bisa menikmati makan malam di sana pukul 21.00 dan pada akhirnya Kang Sosan mengantarkan kami ke Kota Cianjur dan beliau kembali ke Kota Sukabumi ke rumah orang tuanya tepat tengah malam. Saya sendiri kembali menuju kota Bandung menggunakan kendaraan jemputan yang telah tiba terlebih dahulu 1 jam sebelum kami tiba di Cianjur.

Keep those legs turning and stay healthy everyone...Cheers

















































































































 







 
Share On: