follow me #yogisunardi

Instagram

Twitter:

Pages

Tuesday, August 25, 2015

Bromo Hari ke 3, Akhir Perjalanan Sebuah Cerita

Surabaya, 17 Agustus 2015

Hari ini bertepatan dengan 70 tahun Indonesia Merdeka, kami berencana melakukan perjalanan bersepeda dengan memilih rute Dingklik Welang dan akan berakhir di Nongko Jajar Kab. Pasuruan.

Sempat terjadi perbincangan menarik saat kami makan siang plus makan malam di rumah makan Fatimah di Sukapura sesaat setelah menyelesaikan trek 5cm sehari sebelumnya. Dalam perbincangan tersebut pihak penyelenggara menawarkan rute Dingklik Welang - Tulang - Tutur Welang 5 dan berakhir Nongko Jajar tetapi hanya sedikit yang setuju dengan rute tersebut dengan pertimbangan ada rekan yang masih trauma saat masuk jurang khas trek 5cm dan beberapa rekan Kang Asep Hudiman yang mengalami kecelakaan di jembatan kayu sebelum jalan makadam menuju Sukapura, hal ini lah yang  membuat mereka segera kembali ke Surabaya sebagai bentuk rasa keprihatinan.


Keputusan akhir dibuat sesaat setelah menikmati tusuk demi tusuk sate yang dihidangkan sebagai pembunuh rasa lapar di kala itu dengan pilihan rute esok hari yaitu Dingklik Welang - Sedikit rute Tulang dan finish di Nongko Jajar.

Minggu malam 16 Agustus 2015 dari Warung Fatimah di Sukapura kami kembali ke Home Stay di Cemoro Lawang untuk keesokan harinya pukul 05.00 kami akan berangkat menuju Dingklik Welang, letak Dingklik Welang ini tidak jauh dari hamparan pasir Gunung Bromo agak naik sedikit dan searah bila hendak menuju Pananjakan, pagi ini lalu lintas sudah padat merayap karena rata-rata wisatawan dalam perjalanan kembali turun ke Cemoro Lawang dari Pananjakan setelah melihat Matahari terbit.

Di sela-sela kemacetan ini saya mengabadikan beberapa Toyota Land Cruiser berjajar rapi dan warna warni dengan pemandangan Gunung Bromo di sisi kanannya. Pertigaan Dingklik Welang merupakan jajaran warung-warung makanan dan di sini kami sekedar mengganjal perut dengan Mie Rebus dan Kopi yang terasa cepat dingin bila tidak segera disantap.

Lintasan kami masih didominasi dengan debu tebal yang menyerupai dengan lintasan 5 cm dan dikejauhan Gunung Arjuna seolah melambai-lambai ke arah kami. Saya pribadi tidak terlalu memaksakan kecepatan dengan pertimbangan keamanan. Tidak berlangsung lama kami sudah tiba di jalan raya Nongko Jajar. Di persimpangan kami dibelokkan ke kanan sekedar sedikit menyinggung trek Tulang.

Pukul 11.00 kami finish di Nangko Jajar dan segera bersiap mempereteli sepeda masing-masing untuk dimasukan ke dalam tas dan bergantian membersihkan diri serta makan siang. Tepat pukul 13,00 setelah membeli t-shirt Tutur Welang di Sekretariat Jemping kami perlahan dengan menaiki minibus ELF kembali menuju Kota Surabaya.

Belum sampai 5 Km minibus bergerak turun dari Nongko Jajar kami semua sudah mulai terlelap tidur dan kompak kami semua terbangun saat hendak akan memasuki Tol Gempol.

Saat tiba di kota Surabaya kesan pertama yang saya lihat adalah tertata rapi dan bersihnya kota Surabaya ini. Kami memutuskan untuk membesuk Kang Asep Hud. di RS. Siloam yang menurut beliau akan dioperasi lengan kiri dan kanan esok harinya, cepat sembuh ya kang biar kita bisa gowes kembali sambil foto-foto.

Setelah dari Rumah Sakit, kami dibawa kang Ricky menuju pusat belanja oleh-oleh dekat dengan Jalan Tunjungan. Menurutnya oleh-oleh yang happening saat ini adalah Almond Cheese di mana kue ini dibungkus secara exclusive yang melindungi kue-kue tipis manis berhiaskan potongan keju dan kacang almond.

Dari sini kami masih menikmati jalan-jalan sore di kota Surabaya hingga mendekati Airport Juanda kami diajak kang Ricky untuk menikmati santap malam di Rumah Makan Bebek Harissa yang terkenal di Kota Pahlawan ini.

Tiba pula akhirnya bagi kami semua berpisah menuju kota Jakarta dengan Flight yang berbeda-beda, Melalui foto-foto yang ada kenangan itu terukir dan semoga kebersamaan yang singkat dalam 3 hari ini dapat tetap berlanjut pada kegiatan bersepeda dengan rute yang lebih menarik lagi. Semoga.

Esok harinya sesaat hendak merakit ulang sepeda, ternyata oh ternyata rotor di ban depan sudah tidak centre lagi karena kemungkinan tertindih dalam bagasi pesawat, hal ini yang membuat sepeda mendarat di Deddy Bike Bandung untuk di setting ulang dan Alhamdulillah tidak terlalu fatal dan Minggu kemarin si sepeda sudah membawa saya kembali menuju desa Arcamanik dan hutan Pinus Gunung Palasari Bandung.

Cheers.





















































Share On: