follow me #yogisunardi

Instagram

Twitter:

Pages

Tuesday, June 9, 2015

Umrah, Sebuah Perjalanan (Bagian 1. Madinah)



Bandung - Madina, 12 - 15 May 2015

Perjalanan panjang kali ini ditemani sang Permaisuri, menuju Tanah Suci untuk melakukan ibadah Umrah selama 9 hari di sana.

Segala sesuatu kami persiapkan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan mulai dari mencari penyelengara Ibadah Umrah tersebut, pakaian, perlengkapan lainnya hingga tak lupa kamera tentunya.

Mengenai yang satu ini yaitu kamera, saya pribadi mulai mencari-cari di beberapa sumber di dunia maya mulai dari:

  • Spot foto baik di Medina dan Mecca.
  • Tempat-tempat yang dilarang untuk difoto
  • Hal-hal yang tidak boleh difoto
  • dan lainnya
Hal lain yang saya cari di dunia maya adalah tata tertib melaksanakan Ibadah Umrah itu sendiri dan tak lupa untuk memasang aplikasi Umrah dan Doa-nya pada handheld kami untuk memudahkan dan menemani saat perjalanan dari Tanah Air menuju Tanah Suci.

Hari demi hari kami lalui dan rasa tidak sabar untuk hari keberangkatan sering kali menghampiri diri kami dengan harapan dan doa yang sering panjatkan pada sholat kami di Tanah Air agar kami bisa selalu sehat dan dimudahkan saat melakukan ibadah tersebut nantinya.

Hari menasik pun tiba yaitu seminggu sebelum hari keberangkatan, pada kegiatan menasik ini kami mendapatkan informasi mengenai:

  • Jadwal keberangkatan
  • Jadwal ibadah
  • Do and Don't selama di sana
  • Barang-barang apa saja yang harus dibawa
  • Tata cara ibadah Umrah
  • dll
Seminggu sebelum keberangkatan, kegiatan olahraga seperti Bersepeda ke Gunung, berenang dan berlari hampir sama sekali tidak saya lakukan hanya sekedar untuk mencegah cedera yang dapat mempengaruhi perjalanan ibadah ini. Ada rekan yang terkena penyakit Campak juga sempat membuat rasa was-was bila harus tertular menjelang keberangkatan.



Tiga hari sebelum keberangkatanpun tiba cek dan ricek koper dan packing menjadi kesibukan tersendiri pada hari ini tetapi satu hal accident terjadi pada Sabtu sore ini, kamera yang sudah disiapkan terjatuh oleh kucing-kucing kesayangan di rumah yang membuat kamera tersebut tidak hidup sama sekali. Setelah dicabut batery-nya akhirnya kamera dapat hidup kembali tetapi ternyata mounting lensa patah, perasaan sedih marah bercampur aduk menjadi satu dan sempat tidak bisa dibuat tidur karenanya.

Esok harinya yaitu hari Minggu 10 May'15, mencoba mencari lensa pengganti tetapi harga-harganya jelas tidak masuk dalam anggaran, begitu juga mencari lensa pinjaman di toko rental tetapi hasilnya nihil. Alhasil cuma membeli adaptor supaya lensa dslr di rumah bisa ditancapkan ke kamera mirrorless ini.

Satu hari menjelang keberangkatan pun tiba, koper-koper kami hari ini harus diantarkan ke kantor bimbingan Haji dan Umrah supaya dapat berangkat terlebih dahulu ke Bandara mendahului kami agar proses check-in bisa lebih cepat.

Hari Selasa pun tiba, kami berangkat tepat pukul 05.00 setelah sholat subuh berjamaah di kantor bimbingan Haji dan Umrah, dalam perjalanan terhambat di sekitar km57 arah Jakarta karena ada kecelakaan beruntun. Selepas TKP tsb kami tidak menemui lagi kemacetan baik di gerbang tol halim maupun tol menuju Bandara.

Alhamdulillah kami tiba di Sukarno Hatta International Airport pukul 10.00 untuk selanjutnya proses diterimanya passport dan boarding pass dan menuju Imigrasi.

Kami kemudian menikmati Brunch atau antara sarapan dengan makan siang di Mutiara Launch dan mendekati pukul 12.00 panggilan Boarding pun tiba tetapi sebelumnya kami menyempatkan diri utk sholat Dzuhur dan meng qoshor sholat Ashar.

Sudah terbayang dalam benak saya bahwa kebosanan akan menghinggapi selama perjalanan di dalam pesawat karena SA Airlines merupakan penerbangan langsung dari Jakarta menuju Madinah selama 9.5 jam.

Baru saja mengudara selama 1 jam, crew dari Airlines sudah menghidangkan makan siang. Saya menilai makanan yang disajikan terasa enak sekali. Selebihnya hanya bisa berharap agar bisa dapat tidur tetapi kenyataannya cukup sulit untuk memejamkan mata ini, mungkin karena semangatnya untuk segera melakukan Ibadah di tanah suci.

Kegiatan di pesawat hanya bisa menikmati hiburan film yang tersedia juga sekedar hanya memperhatikan pergerakan pesawat sudah berada di posisi mana.

Pihak bimbingan sempat menginformasikan bahwa SA Airline merupakan satu-satunya penerbangan langsung dari Jakarta menuju Madinah, di mana saat blog ini ditulis diperoleh informasi dari media TV Nasional bahwa penerbangan langsung ini akan digunakan pada musim Haji 2015 ini.


Alhamdulillah akhirnya kami mendarat di kota Madinah di Bandara yang baru dioperasikan beberapa minggu sebelum kedatangan kami dan akan diresmikan pada bulan Juni mendatang. Kami tiba pukul 18.30 waktu setempat atau pukul 22.30 WIB, terjadi antrian yang cukup panjang di Imigrasi dikarenakan mungkin system yang diimplementasikan belum berjalan normal. Mudah-mudahan hal tersebut sudah dapat diselesaikan saat musim Haji mendatang.



Tidak sampai 40 menit dari Bandara kami tiba di Hotel yang berjarak 300m dari Masjidil Nabawi kota Madinah Al Munawaroh dan pihak penyelenggara sudah menyerahkan kunci kamar pada saat kami di Bis sehingga kami bisa langsung menuju kamar tidur.

Pihak penyelenggara hanya memberi waktu kepada kami untuk rehat di kamar kurang lebih 1 jam saja untuk selanjutnya bertemu kembali di ruang makan hotel untuk makan malam dan dilanjutkan menuju masjid Nabawi untuk Sholat Maghrib dan Isya yang di Jamma.

Rasa decak kagum sambil berucap Subhanallah itulah yang dapat saya lakukan saat melihat Masjid Nabawi dari saat masih jauh hingga menuju halamannya, begitu megahnya begitu luasnya begitu rapih dan bersihnya Masjid tersebut.

Pembimbing kami Pak Ustdaz Dindin Jamaludin untuk kemudian mengajak kami Sholat berjamaah di halaman Masjid karena memang waktu Isya sudah lewat dan supaya kami masih tetap berkumpul dengan pasangan maupun keluarga karena beliau untuk selanjutnya akan memberikan pengarahan dan memberikan gambaran singkat atas area-area yang ada di Masjid Nabawi.

SekilasPak Dindin memberikan orientasi dan arahan letak posisi sholat untuk Jemaah Pria dan Wanita karena di sini jemaah pria dan wanita dipisah. Diberikan pula penjelasan letak Raudah (taman surga) dan makam Nabi Muhammad beserta waktu untuk mengunjunginya baik untuk jemaah pria dan wanita.

Sebelum kami bubar menuju penginapan, Pak Dindin menyampaikan bahwa jemaah pria untuk berkumpul pukul 02.00 di lobby untuk Sholat Tahajud dan mengunjungi Raudah.

Sedangkan untuk jemaah wanita untuk tahajud pukul 03.30 karena wanita hanya bisa ke Raudah setiap hari hanya 3x yaitu sesaat setelah Sholat Isya, Sholat Subuh dan Sholat Dhuha.

Malam Rabu itu kami hanya tidur rata-rata 3 jam ,seperti informasi dari kegiatan manasik yang mengatakan bahwa selama Ibadah Umrah Bapak Ibu hanya akan bisa istirahat kurang lebih 3 jam saja.

Sebelum pukul 02.00 saya sudah terbangun dan pamit untuk berangkat duluan kepada istri untuk menuju masjid Nabawi. Menuju lobby hotel belum ada satupun jemaah dan selanjutnya saya keluar hotel, di luar tidak sepi seperti yang saya bayangkan, banyak jemaah yang berangkat dengan tujuan yang sama.

Seperti kemarin malam saat kami tiba, dini hari ini payung-payung di halaman masjid belum juga dibuka. Tidak sabar melihatnya karena dalam foto-foto di website atau dari foto-foto teman sejawat yang sudah men-sharingnya terlihat begitu indahnya halaman di Masjid Nabawi.

Tiba di halaman Masjid Nabawi, saya belum melihat satu pun jemaah umrah dari Penyelenggara Umrah sehingga saya memutuskan untuk masuk ke dalam mesjid memasuki pintu tengah depan yaitu "King Fahd Gate". Para Askar terlihat siaga di pintu masuk mengawasi setiap jemaah yang akan masuk ke dalam, saya sudah menyiapkan tas jinjing untuk menyimpan sandal.

Begitu kaki melangkah masuk dan pandangan mata ini mulai melihat dari ujung kiri hingga kanan juga dari bawah lantai menuju kubah masjid...."Subhanallah"sungguh megah Masjid Nabawi ini pilar-pilarnya indah dan kokoh sekali juga dengan profile lekukan berikut dengan warna khasnya. Di sepanjang salasar menuju shaf paling depan terlihat deretan penampungan air                                                  zam zam yang siap di minum oleh siapa saja dan kapan saja.

Sampai tiba di shaf paling depan saya masih belum melihat penampakan jemaah umrah lain yang bila ada akan dengan mudah dilihat karena menggunakan syal warna merah dan kopiahnya.

Akhirnya saya memutuskan untuk Sholat Sunnah Tahiatul Masjid dan kemudian membaca ayat-ayat Al-Quran pada Juz lanjutan yang saya baca sebelumnya di Tanah Air sambil sesekali memperhatikan jemaah dari negara lain. Mereka sudah ada di shaf terdepan ini dan kemungkinan akan menunggu hingga Sholat Subuh tiba.

Pukul 02.30, saat hendak menuju Raudah saya akhirnya melihat pembimbing kami dan beberapa jamaah mulai merapat ke sini juga. Terlihat saat itu di Raudah tepatnya di pintu masuk banyak jemaah berjejal hendak masuk ke Raudah ini dan dengan mengucap Bismillah ditemani pembimbing kami mulai ikut merangsek ke dalam serta mau tidak mau harus melangkahi beberapa jamaah yang sudah Sholat dekat pintu masuk.

Saya sendiri Sholat Tahajud, Hajat, Tobat di Raudah ini dan diakhiri dengan berdoa kepada NYA, semoga doa yang kami panjatkan bisa dikabulkan. Amin Insya Allah.

Saat di Raudah ini posisi kami tidak dapat berdekatan atau dengan kata lain kami berpencar dalam posisi Sholatnya. Setelah dari Raudah saya sendiri mengambil arah ke kiri di pintu keluarnya untuk selanjutnya melewati makam Nabi Muhammad SAW. Di sini saya tidak dapat berdiri berlama lama karena sudah langsung disuruh segera bergeser menuju pintu keluar masjid Nabawi.


Dari Raudah ini saya seorang diri memutar menuju pintu ke depan lagi dengan harapan dapat berkumpul kembali dengan rekan-rakan lainnya, benar saja meraka sudah berkumpul di halaman depan mesjid. Sambil menunggu waktu Subuh, tak disangka dan tak diduga payung-payung yang berada di halaman mesjid mulai dibuka secara bersamaan (tidak bergiliran). Hal ini menjadi pandangan menarik tersendiri bagi saya pribadi dan dengan segera saya mengambil Handphone saya untuk mengabadikannya.

Tak lama Adzan Subuh pun berkumandang saat kami menikmati Air Zam Zam yang tersaji rapi di dalam Masjid Nabawi yang pada akhirnya membuat kami bergegas mengambil posisi berdekatan sesuai dengan instruksi dari Pembimbing yang nantinya akan memberi Kultum setelah Sholat Subuh terlaksana.


Setelah kultum dari Pak Ustadz Dindin sang pembimbing kami berjalan bersama menuju titik kumpul dengan para ibu-ibu dekat dengan Supermarket Bin Dawood, di sini sekali lagi pembimbing memberi orientasi letak pasar kaget dekat masjid Nabawi untuk sekedar membeli oleh-oleh untuk sanak saudara di tanah air atau sekedar untuk membeli peralatan di mall terdekat juga bila memerlukan obat-obatan di toko farmasi terdekat dengan Bin Dawood ini.

Pukul 08.00 kami diharapkan setelah sarapan pagi untuk berkumpul di lobby hotel untuk selanjutnya melaksanakan kegiatan City Tour di hari pertama di Kota Madinnah Al Munawaroh.

Pada hari pertama ini, Pak Dindin sebagai Pembimbing memberikan gambaran bahwa kami akan berkunjung ke Mesjid Quba, Kebun Kurma, Jabal Uhud, Percetakan Al Quran dan Masjid Qiblatain.

 Letak mesjid Quba tidak jauh dari Hotel tempat kami bermalam, hanya butuh beberapa menit ketika bis kami tiba di mesjid ini. Di mesjid ini jemaah Pria dan Wanita juga dipisah, kami melakukan shalat Dhuha di sini dan dilanjutkan dengan foto bersama.


Kemudian kami meluncur ke Kebun Kurma yang letaknya juga hanya beberapa menit saja dari Mesjid Quba ini. Bila hendak membeli kurma atau oleh-oleh seperti Kismis, Coklat belilah di sini karena harga lebih murah bila dibandingkan dengan harga di Kota Mekkah.


Perjalanan dilanjutkan menuju Jabal Uhud dan Ziarah ke makam para Syuhada yang merupakan para sahabat Nabi Muhammad yang gugur saat perang.  Peperangan tersebut antara pejuang Islam dengan Kaum Kafir Quraisy pada 15 Syawal 3 Hijriyah atau bulan Maret 625 Masehi yang menyebabkan 70 pejuang mati syahid.


Selesai dari jiarah ke Jabal Uhud, perjalanan dilanjutkan menuju Percetakan Al Quran. Di percetakan ini hanya boleh dikunjungi jemaah Pria saja dan di sini kami dibagikan 1 Al Quran untuk 1 Jemaah Pria.

Kami tiba di Hotel untuk selanjutnya menuju Masjidil Nabawi untuk sholat Dzuhur dan kembali ke hotel untuk makan siang dan istirahat sambil menunggu waktu Sholat Ashar tiba. Menurut pembimbing kami akan berkumpul di titik kumpul seperti biasanya untuk melanjutkan tour di sekeliling Masjidil Nabawi yaitu Museum, Masjid Hamamah dan rumah para sahabat Nabi Muhammad.

Pada hari kedua kami berada di Kota Madinnah, kegiatan dini hari ini masih dengan Sholat Tahajud sambil menunggu waktu subuh tiba dan mengunjungi Raudah serta tentu saja ke makam Nabi Muhammad. Oh ya untuk ke Raudah bagi jamaah wanita hanya terdapat 3 waktu yaitu setelah Sholat Isya, setelah sholat dhuha dan setelah sholat ashar. Saat sholat Subuh saya sempat berkenalan dengan penduduk lokal Kota Madinah dan sempat membahas hanya beberapa merk handphone saja yang dijual di Arab Saudi ini.

Kegiatan pagi ini saya dan seorang rekan jemaah yaitu Pak Saman setelah menemani para istri menuju Raudah kami berdua Sholat sunnah dhuha di mesjid Nabawi untuk selanjutnya menuju Raudah. Ternyata para Askar di sana sedang menerapkan pola buka tutup untuk memasuki Raudah, saya pribadi setuju dengan pola ini karena dirasa lebih tertib di mana para jamaah diberi waktu antara 5-10 menit di dalam Raudah untuk kemudian semua Jammah di giring keluar secara bersamaan dan selanjutnya memberikan gelombang berikutnya memasuki Raudah ini.

Para Askar saat ini juga memberi keleluasaan kepada jemaah untuk sekedar berfoto di sekitar makam Nabi Muhammad tetapi untuk berdoa di depan makam tetap tidak diperbolehkan.



Setelah selesai dari sini kami rencananya akan keliling mengelilingi seputar masjid Nabawi untuk mengambil beberapa foto akan keindahan arsitektur khas masjid ini. Tak hanya itu saya juga memperhatikan bahwa pemeliharaan penerangan dan menjaga kebersihan masjid ini terjaga sekali dan para pekerja bekerja 24 jam secara bergantian.

Cukup banyak foto-foto yang saya dapat pagi ini, semoga membantu para pembaca untuk sekedar bernostalgia dengan masjid ini atau sebagai gambaran bagi para jemaah umrah yang akan hendak berangkat beribadah di sini.

Kegiatan kami selanjutnya setelah makan siang adalah beristirahat agar kondisi kesehatan bisa tetap terjaga karena esok hari kami akan berangkat menuju Mekkah untuk melaksanakan puncak ibadah umrah di sana, selain itu kami tetap harus melakukan ibadah sholat wajib di Masjid Nabawi hingga Sholat Tahajud di Raudah dan Sholat Jumat.

Sesaat setelah Sholat Ashar, saya berdua istri setelah berkeliling mencari oleh-oleh menyempatkan untuk beli air mineral sebelum kembali ke hotel dan tak lupa mencoba Ice Cream yang dijajakan rapih di freezer supermarket yang terletak di samping hotel.

Pengalaman baru bagi saya saat memasuki masjid Nabawi hendak Sholat Maghrib di mana hampir semua shaf yang ada dipenuhi dengan jemaah yang berjajar rapi saling berhadapan dan di tengah-tengah mereka terhampar makanan seperti Kurma dan Roti khas Arab dan tentu saja air zam zam, sepintas saya ingat-ingat lagi kenapa ada acara ini ternyata hari ini adalah hari Kamis dan pihak Masjid sudah mengakomodir bagi jemaah yang berpuasa untuk berbuka bersama sebelum Sholat Maghrib. Saya sendiri setelah dapat posisi yang tepat untuk Sholat pada salah satu shaf di sana, disodorkan segenggam kurma oleh pihak DKM di sana untuk dinikmati. Akhirnya saya bagi-bagi kembali ke para jammah di sekitar saya karena saya sadar betul bahwa tidak akan mampu menghabiskan segenggam kurma tersebut.

Hari Jumat pagi pun tiba, sesuai dengan jadwal bahwa koper kami harus sudah berada di depan kamar kami pukul 10.00 yang nantinya akan memudahkan pihak penyelenggara mengumpulkan dan memasukan ke dalam bagasi Bis yang akan membawa kami kurang lebih 5-6 jam menuju kota Mekkah.

Maka acara kami setelah sarapan pagi adalah mempersiapkan koper perjalanan kami dan memastikan tidak ada satupun barang yang tercecer di dalam kamar hotel, setelah selesai kami hanya menggunakan sisa waktu sebelum waktu Sholat Jumat adalah dengan beristirahat untuk mempersiapkan perjalanan jauh menuju Kota Mekkah.

Waktu sholat Jumat pun tiba, di jalan raya terlihat para jammah berbondong-bondong dari segala penjuru kota menuju Masjid Nabawi. Isi khotbah berbahasa Arab dan menurut pembimbing kami berisi mengenai bahwa "Menolong kaum yang ter Zholimi adalah sudah biasa tetapi kali ini Khotib mengajak kaum untuk Menolong Para Penguasa dengan cara mengingatkan agar supaya tidak menjadi Zholim".

Sejarah dan Details mengenai Masjid Nabawi ada pada Blogroll: "Masjid Nabawi nan indah", terima kasih Pak Haji untuk sharing-nya.

https://hajiakbar.wordpress.com/melihat-dari-dekat-masjid-nabawi-nan-anggun/#postcomment

(Bersambung ke Bagian 2. Mekkah)











































































































































































































































































Share On:

0 comments: