follow me #yogisunardi

Instagram

Twitter:

Pages

Friday, December 28, 2012

Video dan Foto : Cidaun Wet Dream

Ciwidey, 28 December 2009

Tulisan ini saya buat 28 December 2012 tepat pada 3 tahun yang lalu saya dan rekan-rekan menikmati perjalanan bersepeda ke Cidaun.

Setelah seminggu sebelumnya kami ngaboseh ke Gunung Papandayan, pada hari Sabtu ini kami sepakat untuk ngaboseh dari Ciwidey ke Cidaun pantai selatan Cianjur.

Kala itu di website sepedaku.com sempat heboh dengan tag, "Jangan Mati Sebelum ke Cidaun" yang ditulis oleh Akang siapa saya lupa.

Segala persiapan baik jas hujan, ban dalam, brake pad, tools, lampu, baju salin dan makanan juga tak lupa camera sudah masuk ke dalam ransel yang terasa sangat berat seberat medan yang akan kami lalui.

Kami berempat, saya, Kang Indra, Kang Penta, Kang Jemmy berangkat dari Bandung pukul 03.00 dini hari dan di drop driver saya di Perkebunan teh Caraka sedangkan Perkebunan Dewata 15km dari start point ini.

Tepat pukul 06.00 kami memulai perjalanan ini dan memulai dengan lintasan makadam khas perkebunan teh sampai dengan desa terakhir di perbatasan dengan hutan Londok.

Dalam video sangat jelas tergambar beratnya medan single trek hutan Londok pada saat musim hujan, hanya ada tiga ojek motor yang melalui hutan ini untuk menghubungkan dua desa yang terpisahkan oleh hutan ini. Ban pada motor-motor ojek ini dililit dengan rantai supaya bisa melalui lintasan yang sangat licin dan berlumpur ini.

Tepat pukul 11.00 hujan lebat sudah menemani kami dalam perjalanan kami di hutan Londok. Di hutan ini memiliki vegetasi yang khas yaitu tumbuhan pakis yang sangat rimbun, hanya di beberapa spot yang bisa diboseh selebihnya dorong dan dorong lagi.

Sesekali saya perhatikan ada beberapa monyet yang memperhatikan kami saat melintas atau pada saat kami sedang beristirahat.

Akhirnya tepat pukul 12.00 saat Adzan Dzuhur berkumandang kami berempat tiba di desa Cilembang (kalau tidak salah). Saking melimpah ruahnya air di desa ini dan tampak beberapa air terjun di kejauhan maka pembangkit listrik di desa ini memanfaatkan aliran air yang lumayan deras.

Pukul 13.00 kami melanjutkan perjalanan melintasi banjir di sepanjang lintasan makadam desa yang pada akhirnya membuat brake pad sepeda saya habis dan harus diganti.

Walaupun hujan belum juga reda tetapi kami terhibur dengan disuguhi pemandangan yang indah dan di beberapa titik di kejauhan terlihat air terjun yang tak henti membasahi bumi ini.

Kami hanya beristirahat saat mengabadikan keindahan alam ke kamera selebihnya gowes dan gowes lagi sampai menjelang Maghrib kami tiba di desa untuk beristirahat dan menambah energi.

Selanjutnya berbekal lampu sepeda dan lampu yang menempel di helm kami, perjalanan night riding dimulai dan hujan tetap berlangsung dengan intensitas yang sudah mulai berkurang tetapi masih tetap terasa sangat dingin.

Dalam night riding itu kami sempat mengalami fatamorgana di mana sudah terlihat jelas tower GSM dan suara deburan air yang membuat kami berprasangka bahwa itu adalah Cidaun dengan deburan ombaknya. Kenyataan yang ada adalah sungai yang sangat lebar dan kami harus menyebranginya dengan jembatan gantung dan pantai Cidaun masih 10Km di depan.

Tepat pukul 22.30 kami tiba di pantai Cidaun dengan kenyataan yang ada warung-warung makan yang ada sudah pada tutup dan rasa lapar sudah amat sangat menghinggapi kami, mungkin karena kehujanan dan cuaca yang dingin di akhir December itu.

Setelah ke sana sini bertanya di dapat informasi bahwa penginapan yang ada hanya terdapat di pantai Jayanti yang masih berjarak 7Km ke arah timur. Dengan sisa tenaga yang ada kami masih harus berhadapan dengan tanjakan-tanjakan khas pantai selatan.

Alhamdulillah pukul 23.00 kami tiba dan mendapat penginapan serta akhirnya dapat menikmati hidangan ikan bakar di malam yang tidak akan kami lupakan selamanya.

Tulisan ini pula sebagai penutup tahun 2012 yang akan segera kita tinggalkan dan segera akan memasuki 2013, semoga kita dapat sukses dan sehat selalu. Amin Insya Allah.

Salam,
Yogi Sunardi
 Penikmat Sepeda dan Fotografi













Share On:

0 comments: