follow me #yogisunardi

Instagram

Twitter:

Pages

Thursday, August 11, 2016

Stuttgart Kota Berbukit & Kota Industri Otomotif di Hari ke 7














Stuttgart, 08 April 2016

Perjalanan menuju Stuttgart dari Munich membutuhkan waktu 2 jam menggunakan Kereta ICE 1090. Tiba pukul 16.46 kami dihadapkan stasiun yang sedang direnovasi besar-besaran dan internet untuk men trigger maps offline tidak berjalan dengan baik. Terlihat pada peta bahwa letak hotel dapat ditempuh dengan berjalan kaki dan terlihat dekat.

Walaupun saya sudah mencatat rute yang harus ditempuh menuju penginapan, saya terlupa untuk membacanya alhasil kami berputar dekat taman dan beberapa jalan untuk pejalan kaki ditutup karena renovasi tersebut.

Ada sepasang Suami Istri menyapa kami, mungkin kami terlihat sebagai tourist yang sedang mendorong kopor. Mereka menyapa ke mana akan pergi setelah kami sebutkan mereka menujukan arah ke penginapan kami dan tak disangka seorang pengendara sepeda yang sedang melaju tiba-tiba berhenti dan menanyakan arah tujuan kami. Walaupun mereka tidak tahu persis letak alamat yang kami maksudkan, terlihat mereka tulus membantu untuk memberikan informasi. Arah yang mereka tunjukan pun confirm sesuai dengan arah yang ditunjukan Maps offline.
Alamak tak disangka menuju jalan raya yang diinformasikan harus melalui anak tangga yang cukup tinggi dan kami harus mengangkat koper-koper kami alhasil cuaca yang awalnya cukup sejuk mulai membuat kami berkeringat. Selanjutnya kami harus melalui 2 tanjakan terjal lagi untuk tiba di penginapan kami.

Rupanya Kota ini berupa perbukitan yang jalan-jalannya menurun dan menanjak di beberapa bagiannya. Malam hari pun kami sekedar makan malam karena pertokoan di Eropa rata-rata pukul 19.00 sudah tutup.

Saat mentari beranjak meninggi kami akhirnya beranjak menaiki Trem menuju Stuttgart Hbf setelah sebelumnya mendapat rute transportasi dari Google Maps yang terhubung wifi di penginapan diselingi dengan sarapan tentunya.

Sudah menjadi ritual kami untuk menaruh koper-koper di locker penyimpanan jika hari sudah pagi dan bila tiba di Hbf, tentunya harus sudah menyiapkan coin-coin 2 Euro untuk biaya locker tersebut.

Berbekal screen shoot dari Google Maps kami pun tiba di Porsche Museum menggunakan S-Bahn dari Stuttgart Hbf.

Tour keliling museum pun dimulai setelah membayar tiket masuk dan diberikan Voice Guidance berupa Walkman, mulai dari sejarah pendiri Porsche hingga Title Juara di event balap mobil dunia jelas disebutkan.

Dari Porsche museum kami kembali ke Stuttgart Hbf dan kembali berpisah dengan Kaka dan Mama-nya di sini, saya dan Daffa menuju Mercedes Benz Museum yang letaknya berdampingan dengan Stadion Sepakbola Mercedes Benz Arena.

Rupanya pada hari minggu sore tersebut akan ada pertandingan Liga Jerman antara FC. Bayern Munchen dengan FC. Stuttgart, kami baru menyadarinya saat dari Stuttgart Hbf sudah berjejal fans mereka dengan jersey, syal khas-nya sambil bernyanyi riuh menggema di ruang bawah tanah Hbf hingga gerbong S-Bahn.

Mereka tertib sekali dan tetap bergerombol dan tetap bernyanyi hingga kami akhirnya berpisah dengan mereka di pertigaan yang kami harus lurus ke Mercedes Benz Head Quarter, mereka ke kanan menuju Stadion.

Menyerupai Porsche Museum setelah membayar tiket masuk kami diberi Walkman sebagai Voice Guidance dan lanjut menaiki Lift menuju pintu masuk museum yang megah itu. Dari atas sepintas kami lihat pabrik mobil tersebut dan kantor pusat mereka dengan bendera logo khas mereka berkibar mengikuti irama angin yang bertiup dan tetap terasa dingin sesuai dengan musim semi itu.

Kami berdua tidak bisa berlama-lama di sana karena jadwal kereta berikutnya menuju Karlsuhre-Basel SBB hingga Luzern Switzerland  sudah menunggu dan tidak dapat dimundurkan tetapi kami menyempatkan berfoto di luar Stadion Mercedes Benz Arena sambil terdengar para supporter kedua kesebelasan tersebut masih asyik bernyanyi di dalam sana.

Cheers  































































































Share On:

0 comments: